kemajuan dan kemunduran kerajaan Pajang serta peninggalannya

Keberhasilan kerajaan Pajang dari berbagai aspek
Kerajaan pajang ini merupakan kerajaan agraris. Sehingga penghasilan utama masyarakatnya merupakan aspek-aspek pertanian. Selain itu, disebutkan pula dalam sistem ekonomi, mereka sudah menggunakan uang dalam proses jual beli. Letak geografis kerajaan ini, berada diantara 2 aliran sungai, yaitu sungai pepe dan dengke.
Keadaan tersebut mendukung kesuburan tanah wilayah Pajang dan menjadi faktor pendukung berkembangnnya sistem Agraris di kerajaan ini.  Disebutkan bahwa sekitar abad ke 16-17 M, kerajaan ini menjadi salah satu lumbung padi terbesar dan sudah mengekspor beras keluar wilayah mereka. Secara politik, kerajaan Pajang masih mendapat nasihat besar dari para wali. Selain itu, kekuasaan di kerajaan ini didapatkan melalui kekerasan, pedang dan perang.

Kemunduran dan kemajuan Kerajaan Pajang
Setelah sultan Hadiwijaya meninggal, terjadi perebutan kekuasaan antara penerus-penerusnya. Kemudian ia digantikan oleh Aria Pangiri yang berasal dari Demak. Aria Pangiri kemudian bertempat tinggal di keraton Pajang. Dalam menjalankan roda pemerintahannya, Arya Pangiri banyak didampingi oleh orang-orang dari Demak. Selain itu, tindakan-tindakan yang dilakukan oleh Arya Pangiri juga banyak yang merugikan rakyat, sehingga menimbulkan rasa tidak senang dari rakyat.
Sementara itu, seorang anak dari sultan Hadiwijaya yang bernama Benawa, dijadikan penguasa di Jipang. Pangeran Benawa merasa tidak puas dengan jabatan yang didapatnya. Sehingga ia meminta bantuan kepada senopati Mataram, Sutawijaya, untuk menyingkirkan Aria Pangiri.
Pada tahun 1586, Pangeran Benawa yang telah bersekutu dengan Sutawijaya, mengambil keputusan untuk menyerbu Pajang. Gabungan pasukan Mataram dan Jipang berangkat untuk menurunkan Arya Pangiri dari takhtanya.
Perang terjadi di kota Pajang. Pasukan Arya Pangiri yang terdiri atas 300 orang Pajang, 2000 orang Demak, dan 400 orang seberang dapat dikalahkan pasukan koalisi Benawa dan Sutawijaya. Arya Pangiri sendiri tertangkap, tetapi diampuni nyawanya setelah Ratu Pembayun, istrinya meminta ampunan.
Sutawijaya mengembalikan Arya Pangiri ke Demak, serta mengangkat Pangeran Benawa sebagai raja baru di Pajang. Benawa kemudian berinisiatif untuk membalas budi kepada kesultanan Mataram, ia kemudian berinisiatif untuk menyerahkan hak atas warisan ayahnya kepada Senopati Mataram tersebut. Namun, senopati menolak. Senopati tersebut kemudian meminta “Perhiasan emas intan kerajaan Pajang”. Dengan demikian, pangeran Benawa dikukuhkan menjadi sultan di kerajaan Pajang, namun dibawah kekuasaan Mataram.
Sepeninggal sultan Benawa, terdapat beberapa orang sultan yang sempat memerintah. Tetapi pada tahun 1617-1618 M, terjadi pemberontakan besar di Pajang yang dipimpin oleh Sultan Agung. Pada tahun 1618 M, kerajaan Pajang mengalami kekalahan melawan Mataram. Karena itu runtuhlah kerajaan Pajang.
bersejarah yang menjadi bukti eksistensi Kerajaan Pajang di masa silam. Lantas, apa sajakah peninggalan Kerajaan Pajang tersebut? Simak uraian penjelasan dan gambarnya berikut ini.

Peninggalan Kerajaan Pajang
Tidak seperti kerajaan-kerajaan lainnya yang pernah berdiri di nusantara, Kerajaan Pajang hanya meninggalkan sedikit jejak peradabannya. Hal ini didasari karena umur kerajaan ini yang relatif singkat. Adapun beberapa peninggalan Kerajaan Pajang tersebut di antaranya Masjid Laweyan, makam para bangsawan yang terdapat di kompleks masjid, Bandar Kabanaran, Pasar Laweyan, dan kesenian membatik.
1. Masjid Laweyan
Masjid Laweyan adalah masjid peninggalan kerajaan Pajang yang hingga kini bangunan fisiknya masih dapat kita temukan Kampung Batik, Laweyan, Solo. Masjid ini didirikan oleh raja pertama Kerajaan Pajang pada tahun 1546.

Menurut beberapa sumber, masjid ini awalnya ternyata adalah sebuah bangunan pura tempat ibadah masyarakat Hindu di Pajang. Karena kedekatan Ki Ageng Henis dengan pimpinan Hindu setempat, pura Laweyan tersebut kemudian dialihfungsikan menjadi masjid untuk melayani peribadatan masyarakat Islam Laweyan. Oleh karena itu, hingga masjid Laweyan juga kerap disebut masjid Ki Ageng Henis.

2. Makam para bangsawan
Di sekitaran halaman Masjid Lawean terdapat kompleks pemakaman bangsawan Kerajaan Pajang. Kompleks pemakaman ini berisi sekitar 20 makam yang salah satunya adalah makam dari Ki Ageng Henis, salah satu pendiri Kerajaan Pajang. Makam-makam tersebut kerap dikunjungi para wisatawan atau orang yang berkunjung ke masjid Laweyan setelah menunaikan sholat.

3. Bandar Kabanaran
Bandar Kabanaran adalah sebuah bandar atau tempat perdagangan yang terletak di tepi anak sungai Begawan Solo. Pada masa kekuasaan Kerajaan Pajang, bandar ini digunakan sebagai penghubung lalu lintas perdagangan dari pedalaman Jawa ke bandar besar Nusupan yang ada di bagian hilir.
Beberapa peneliti meyakini bahwa selain sebagai tempat perdagangan, bandar peninggalan Kerajaan Pajang ini juga berfungsi sebagai tempat dakwah dan penyebaran syiar Islam di sekitaran Pajang pada masa silam. Kendati demikian, bandar ini sekarang tidak begitu mendapat perhatian karena minimnya hal unik yang bisa ditonjolkan untuk menarik minat wisatawan.
4. Pasar Laweyan
Tak jauh dari Bandar Kabanaran terdapat sebuah pasar yang bernama Pasar Laweyan. Pasar peninggalan Kerajaan Pajang ini dulunya adalah penyokong utama kegiatan perdagangan yang terjadi di Bandar Kabanaran. Hingga kini, pasar Laweyan masih digunakan masyarakat sekitar untuk melakukan transaksi jual beli. Kendati demikian, tidak ada sisa benda yang mencirikan bagaimana sejarah peradaban Kerajaan Pajang dari bangunan pasar yang ada saat ini.
5. Kesenian Batik
Selain meninggalkan beberapa benda dan situs bersejarah, peradaban masyarakat Kerajaan Pajang pada masa silam juga mewariskan kesenian batik tulis. Batik yang selama ini kita kenal ternyata awalnya merupakan buah karya masyarakat Laweyan di masa silam. Meskipun kesenian batik tulis Laweyan pernah meredup pada sekitar tahun 1980 karena perkembangan batik Printing, namun kini geliat kesenian tulis kain ini kembali hidup berkat minat masyarakat terhadap batik tradisional yang semakin besar.

Komentar

  1. Casino - Dr. MD
    The newest and 창원 출장안마 most popular game is the classic progressive jackpot video slot. It's got a jackpot of 공주 출장안마 5,000,000 화성 출장안마 times the original 경주 출장샵 jackpot 시흥 출장마사지 of $100.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

menjelaskan islam di eropa selatan