menjelaskan islam di eropa selatan

MENJELASKAN ISLAM DI EROPA SELATAN
Islam sebagai agama rahmat bagi seluruh alam tentunya akan tersebar pada seluruh penjuru dunia dan pasti akan diterima oleh seluruh manusia yang menggunakan akal dan hatinya untuk memahami ajaran dan syariatnya. Hal ini terbukti atas tersebarnya Islam di belahan benua Eropa yang secara geografis cukup jauh dari negeri Arab dimana Al-Quran sebagai kitab suci Islam diturunkan.
Di Eropa sendiri, perkembangan Islam berpusat dan bermula di Spanyol. Hal ini diprakarsai oleh kegigihan Bani Umayyah dalam menyebarkan Islam di negara tersebut. Bani Umayyah begitu juga Bani Abbasiah terbukti mampu merealisasikan keuniversalan Islam, sehingga Islam bisa diterima oleh orang yang notabene bukan Arab. Kejayaan Islam di Spanyol tidak hanya terlihat dari kajian keislaman, tapi juga merambah pada keindahan ornamen masjid, arsitektur bangunan, seni dan ilmu pengetahuan yang berkembang pesat dan penuh gemilang. Walau pun begitu, pada masa tertentu, tepatnya pada tahun 1492M kejayaan itu pun runtuh karena satu dan lain hal, sehingga keruntuhan ini berdampak cukup serius terhadap umat Islam.

 Karakteristik Sosial
Keragaman peradaban Islam di Spanyol sangat dipengaruhi oleh adanya struktur kehidupan sosial yang sangat beragam pula, yakni terdiri dari etnik barbar, Arab, Muwalladun (penduduk pribumi), Yahudi dan Kristen serta hamba sahaya.
Etnik barbar kebanyakan tinggal di desa-desa dan bertugas sebagai buruh dan petani. Sedikit sekali mereka yang mengembangkan keahliannya dalam bidang pertukangan dan kerajinan tangan. Hanya mereka-mereka yang tinggal di kotalah dari etnik mereka yang mampu bekerja sebagai pertukangan. Ada juga diantara mereka yang menjadi ulama, tapi jumlahnya sangat sedikit.
Etnik Arab yang jumlahnya tidak sebanyak etnik barbar memiliki kemampuan dan pengaruh yang sangat besar terutama sebagai elit-elit pemerintah. Pengaruh mereka bukan saja dlam politik tapi yang lebih banyak dalam bidang intelektual dan kebudayaan, seperti sastra. Sebagian besar pengaruh Arab dalam pemerintahan Amawiyah II dalam menciptakan peradaban negara dan kemasyarakatan sangat terasa. Termasuk kekuatan ekonomi mayoritas etnik Arab telah menguasai sejumlah sumber penting, seperti ladang dan perdagangan.
Kelompok Mawalladun adalah kaum Muslimin keturunan Spanyol, dan jumlah mereka jauh lebih banyak dari dua etnik sebelumnya (Barbar dan Arab). Sebenarnya hampir tidaklah Nampak adanya perbedaan antara mereka dengan dua kelompok sebelumnya itu karena dengan proses sejarah yang cukup panjang, asimilasi telah mengubah struktur fisik dan bahasa mereka. Akan tetapi, mereka lebih senang mengaku dirinya sebagai orang Arab saja karena bangga dengan agama baru yakni Islam.
Golongan Kristen Spanyol sering disebut sebagai Muzarrab, yang tinggal di bawah naungan pemerintahan Islam. Mereka umumnya tinggal di kota-kota atau di pinggir-pinggir kota. Mereka umumnya menggunakan bahasa Romawi. Golongan terpelajarnya, sering menggunakan baca-tulis dan berbahasa Arab dengan baik. Mereka sangat terpesona oleh undang-undang dan kebudayaan Islam.
Golongan Yahudi tidaklah sebanyak Kristen, tetapi mereka memilih tradisi agama yang sangat kuat. Mereka lebih banyak menyumbangkan bidang intelektualnya, terutama dalam hal pemikiran.
Sedangkan kelompok lainnya adalah kelompok hamba sahaya yang pada umumnya dari kalangan negro Afrika dan etnis Slav termasuk Frank yang datang dari arah utara Spanyol, sebagai tawanan perng Etnis Slav yang biasa diseut Saqolibah, sangat besar jumlahnya, terutama sebagai tentara pemerintah dan pengawal-pengawal istana, khususnya masa Abdurrahman III. Mereka pada akhirnya tidak lagi berstatus sebagai hamba sahaya karena kesetiaannya, mereka banyak yang memeluk Islam.

 Ekonomi
Ketika Afrika (Timur dan Barat) menikmati kenyamanan dalam segi material, kebersamaan keadilan dan kesejahteraan tetangganya di jazirah Spanyol justru berada dalam keadaan menyedihkan di bawah kekuasaan tangan besi penguasa Visighotic. Di sisi lain, kerajaan berada dalam kemelut yang membawa akibat pada penderitaan masyarakat. Akibat perlakuan keji koloni-koloni Yahudi yang menjadi tempat-tempat perlawanan dan perkembangan.
Perpecahan politik ini memperburuk keadaaan ekonomi masyarakat. Ketika Islam masuk ke Spanyol, ekonomi masyarakat dalam keadaan lumpuh. Padahal sewaktu Spanyol berada di bawah pemerintahan Romawi, berkat kesuburan tanahnya, pertanian maju pesat. Demikian juga pertambangan, industri, dan perdagangankarena didukung oleh sarana transportasi yang baik. Akan tetapi, setelah Spanyol berada dibawah kekuasaan Goth, perekonomian lumpuh dan kesejahteraan masyarakat menurun. Hektaran tanah dibiarkan terlantar tanpa digarap, beberapa pabrik ditutup, dan diantara satu daerah dengan daerah lain sulit dilalui akibat jalan-jalan tidak mendapat perawatan. Buruknya kondisi sosial, ekonomi, dan keagamaan tersebut terutama disebabkan oleh keadaan politik yang kacau. Kondisi terburuk terjadi pada masa pemerintahan Raja Roderick, Raja Goth terakhir yang dikalahkan Islam.
Setelah masuknya Islam di Spanyol orang-orang Islam juga memperkenalkan sistem irigasi dan pertanian yang sangat teratur dan maju. hal ini menyebabkan Spanyol bagi dunia Islam merupakan simbol kesuburan dan kemakmuran pertanian. Dunia Islam Timur telah banyak mengambil manfaat dari hasil-hasil pertanian,seperti kapas, padi, perkebunan jeruk, gula, dan sebagainya serta wol dari hasil peternakan. Termasuk bahan-bahan tambang dan pengolahan industri bahan-bahan bangunan; kayu, kulit, logam, dan industri barang-barang tembikar.

 Politik
Pemerintah pusat di Andalusia dalam menjalankan roda pemerintahannya dibantu oleh beberapa lembaga, dan secara substansif lembaga-lembaga ini tidak jauh berbeda dengan lembaga-lembaga yang pernah ada di pemerintahan sebelumnya, ketika masih di bawah kekuasaan pusat Amawiyah I di Damaskus. Tetapi sejak al-Dakhil berkuasa dan mengubah wilayah ini menjadi imarah, ia juga melakukan perubahan fungsi dan status kelembagaan yang ada, sesuai dengan kebutuhan pernataan wilayah dan masyarakatnya, yang utama karena untuk diselaraskan dengan kepentingan penataan politiknya. Sejak dulu, ketika Andalus sebagai bagian provinsi dari wilayah Afrika Utara yang berpusat di Kairawan, wilayah ini telah memiliki lembaga-lembaga formal yang mengatur jalannya kehidupan sosial-politik dan keagamaan. Sehingga sejak saat itu, ruang lingkup dan tingkat kewenangan lembaga-lembaga yang ada semakin dipertluas dan menjadi lembaga yang cukup kompleks.
Amir Andaalus yang berkedudukan sebagai pemerintah pusat di Spanyol yang berkedudukan di istana Cordova adalah sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan yang memiliki kewenangan sangat besar dan luas. Ia dibantu oleh seorang hajib yang diangkatnya sebagai orang kepercayaan utama, dan ia bertanggung jawab penuh kepada Amir Andalus ini. pada masa-masa awal pemerintahannya seluruh persoalan negara ditangani oleh hajib. Tetapi pada periode-periode berikutnya, dibawah hajib ada lagi Majelis Wazir yang berfungsi untuk menangani seluruh urusan teknis kelembagaan/departemen.
Dalam hal ini, Hajib pada akhirnya hanya berfungsi sebagai penghubung antara amir pusat dengan majlis wazir ini. majlis wazir yang sekarang disebut sebagai mentri negara, sedangkan hajib berfungsi sebagai perdana mentrinya. Wazir-wazir inilah yang berfungsi sebagai tiang-tiang penyangga penyelenggaraan pemerintahan negara.
Adapun pembagian bidang-bidang tugas wazir pada saat ini adalah:
Wazir yang mengurusi kehartabendaan negara;
Wazir yang mengurusi administrasi negara/surat menyurat;
Wazir yang mengurusi pengaduan tindakan mudzalim/hukum;
Wazir yang mengurusi pelabuhan;

Dalam mengembangkan tugas sehari-hari, para wazir ini juga sering melakukan sejumlah pertemuan dengan amir pusat sebagai bentuk konsultasi atau semacam sidang kabinet (skrg), terutama dalam hal menangani persoalan-persoalan penting dan krusial. Barangkali forum semacam ini juga berfungsi sekaligus sebagai majelis permusyawaratan di kalangan pemerintah pada masa imarah ini, sekalipun hanya terbatas di kalangan wazir saja. Hal-hal penting itu misalnya, ketika Amir al-Dakhil mengundang para wazirnya untuk dimintai pendapatnya ia akan mengangkat Musab sebagai Qadhi al Qudhat (hakim agung) di Cordova. Terjadi pertemuan penting itu, sekalipun Musab pada akhirnya menolak keinginan amirnya, dengan alasan takut digunakan sebagai alat penguasa hendak bertindak sewengang-wenang.
Fungsi Qadhi al-Qudhat (hakim agung) adalah untuk menegakkan hukum di pemerintahan pusat, sedangkan seorang Qodhi (hakim) tingkat daerah berwenang dalam menangani persoalan hukum di daerahnya masing-masing. Para qadhi ini juga ditunjuk oleh amir pusat, sebagai pendamping para wali di daerah masing-masing. Para qadhi ini bertanggung jawab kepada amir melalui qadhi al-qudhat. Sekalipun demikian, tampaknya tidak ada garis koordinasi antara qadhi dan qadhi al-qudhat ini, mungkin karena para qadhi ini diangkat langsung oleh amir dan berada pada wilayah masing-masing bahkan lebih dekat dengan wali mereka masing-masing. Termsuk aparat-aparat lainnya pun demikian.
Untuk menjalankan tugas pemerintaha daerah, amir pusat menunjuk seorang gubernur daerah yang disebut wali. Pada saat itu amir Andalus mempunyai enam wilayah provinsi atau kewalian. Para wali wilayah ini juga dibantu oleh lembaga ketertiban dan keamanan masyarakat yang disebut:
Shahib al-Shurthah, badan yang diberi kewenangan dan bertanggung jawab dalam menangani keamanan dan ketertiban sosial (polisi).
Shahib al-Mudzalim, badan yang bertugas menampung berbagai pengaduan dari tindakan kedzaliman, seperti penganiayaan dan sebagainya.
Shahib al-Muhtasib, aparatur negara yang bertugas dalam bidang-bidang pengawasan kesusilaan, perjudian, perdagangan, timbangan dan takaran (meteorologi).

 Intelektual
Dari segi Intelektual, bidang paling maju adalah Filsafat. Di kawasan ini dikenal banyak aliran pemikiran yang diadopsi dari Dunia Islam Timur, seperti pemikiran Sunni, Syiah, Khawarij, Mutazilah, sedangkan dalam bidang fiqih dikenal mazhab Zahiry (asal Spanyol), Maliki (asal Madinah) dan Auzai (asal Syria). Sejak masa Al-Hakam II (796-822 M), Mazhab Maliki menjadi mazhab resmi negara, dan melahirkan sejumlah tokohnya seperti Isa bin Dinor (w.827 M), Yahya Al-Laith (w.847 M), Al-Utby (w. 869 M). akan tetapi, bukan berarti mazhab-mazhab lainnya tidak dibolehkan, terbukti banyaknya ulama-ulama Syafiiyyah yang melahirkan karya-karya besarnya, seperti Baqi bin Makhlad (w. 889 M), Ibn Hamz (w. 1064 M). termasuk tokoh Mutazilah seperti Al-Jaziz (w.868 M). akan tetapi, mayoritas ulama Mliki angat berperan di kawasan ini.
Disamping itu pula, ilmu kalam sangat berkembang, termasuk illmu-ilmu umum seperti astronomi, sejarah, dan sebagainya. Bidang kesusastraan Spanyol telah memberikan cirri tersendiri terutama ghazal di mana pola imajinasi dan gaya bahasa kawasan Barat (maghrib) menjadi cirri khas dalam membangun wujud dialek kesusastraannya. Abu Umar Ahmad bin Muhammad (etnis Arab) yang lahir di Cordova merupakan sastrawan terkenal di negeri itu. Ibn Hani Al-Andalusy (asal suku Azd Yaman) bukan hanya merupakan mutiara bagi Spanyol tapi juga bagi dunia Islam dalam bidang Sastra.
Filsafat. Ketika pemerintahan Spanyol dipegang oleh Muhammad Ibn Abd al-Rahman (832-886 M) sesungguhnya usaha ke arah pengembangan filsafat sudah dimulai. Pada abad tersebut filsafat telah masuk ke wilayah Spanyol, hal itu terbukti dengan adanya salinan naskah kuno Rasail Ikhwan al-safa di Eropa yang dianggap berasal dari Maslamah Ibn Ahmad al-Majriti. Setelah itu banyak pelajar dan mahasiswa muslim Spanyol yang melakukan perjalanan untuk studi ke Baghdad.
Meskipun filsafat berkembang dalam waktu yang relative singkat, akan tetai disiplin ini telah mampu melahirkan tokoh-tokoh yang terkenal dan berpengaruh dalam pemikiran filsafat di kemudian hari diantaranya adalah Abu Bakr Muhammad ibn Yahya al-Saig atau Ibn Bajjah, karyanya yang terkenal adalah Tadbir al-Mutawahhid (The Rule of Solitary), yang membicarakan usaha-usaha orang yang menjauhi segala macam keburukan masyarakat yang disebut mutawahhid (penyendiri). Karya filsafat Ibn Bajjah berisi penjelasan Aristoteles, corak filsafatnya dicirikan tidak mengarah ke tasawuf.
Fiqih. Dalam bidang fiqih, Spanyol Islam telah dikenal sebagai pusat penganut mazha Maliki. Adapun yang memperkenalkan mazhab ini di Spanyol adalah Ziyad bin Abd Ar-Rahman. Perkembangan selanjutnya ditentukan oleh Ibnu Yahya yang menjadi qadhi pada masa Hisam bin Abdurrahman. Para ahli fiqih lainnya adalah Abu Bakr bin Quthiyah, Muniz bin Said Al-Baluthi, Ibnu Rusyd, penulis kitab Bidayatul Mujthid wa Nihayatul Muqtasid.
Ilmu Kalam. Di Spanyol terkenal tokoh Ilmu Kalam yaitu Ibnu Hazm. Ia dikenal sebagai ulama yang besar andilnya dalam memurnikan aqidah sehingga koreksi dan sanggahannya tidak hanya tertuju kepada aliran-aliran Islam saja tetapi serangan yang paling keras diarahkan kepada faham Yahudi dan Nasrani.
Astronomi. Abbas ibn Farnas terkenal sebagai ahli kimia dan astronomi, ia merupakan orang pertama yang menemukan pembuatan kaca dari batu. Ibrahim ibn Yahya al-Naqqas juga seorang pakar dalam bidang astronomi yang berhasil menentukan waktu terjadinya gerhana matahari dan lama berlangsungnya. Ia juga ahli dalam membuat teropong yang dapat digunakan untuk menentukan jarak tata surya dan bintang-bintang.
Ahli-ahli astronomi Islam telah meninggalkan jejak abadi dalam bidangnya,bukan hanya dalam merumuskan nama-nama bintang dalam bahasa eropa dari bahasa arab namun juga terdapat hasil-hasil astronomis lainnya.
Sejarah. Dalam bidang sejarah, Islam di Spanyol juga banyak melahirkan penulis dan pemikir terkemuka seperti Ibn al-Khatib, Sultan Granada telah menulis buku sekitar 60 buah tentag sejarah dan Ilmu bumi. Diantara karyanya yang terkenal adalah Sejarah Granada. Begitu pula Ibnu Khaldun yang menulis sebuah karya besar berjudul Muqaddimah yang membicarakan tentang pengantar ilmu sejarah serta teori-teori perkembangan sejarah.
Bahasa dan Sastra. Bahasa Arab di wilaayah Spanyol Islam berkembang menjadi bahasa ilmiah dan bahasa resmi negara. Kosa kata Arab misalnya dipakai dalam berbagai peristilahan. Bahasa Arab pada akhirnya mengalahkan bahasa asli penduduk Spanyol. Penduduk Spanyol menomorduakan bahasa mereka sendiri dan banyak di antara mereka yang pintar berbahasa Arab dan menguasai ilmu tata bahasanya. Di antara tokoh di bidang bahasa di zaman Spanyol Islam adalah Ibn Sayyidin, Ibn Malik, Ibn Khurif, Ibn al-Hajj, Abi Ali al-Isybili, Ibn al-Hasan Ibn Usfur, dan Abi Hayyan al-Gamati.
Kemajuan ilmu bahasa ini menurut Philip K. Hitti, memang tidak sesempurna sebagaimana yang berkembang di Irak (wilayah Islam Timur). Namun upaya untuk pembukuan yang mencatat tokoh-tokoh di bidang ilmu bahasa telah dilakukan oleh Ibn Hasan al-Zubaidi, murid al-Qali, yang dilahirkan di Seville. Upaya itu akhirnya disempurnakan oleh suyuti dalam kitabnya Muzir. Di antara ahli ilmu bahasa yang terkenal dan disebutkan di sini adalah Abi Ali al-Qilli, Abd al-Rahman al-Nasir, dan Al-Hakam al-Mustansir. Kitab Al-Kamil fi al-Lugah dan al-Amali, adalah dua kitab al-Qilli yang paling terkenal. Tokoh bahasa yang lain adalah Ibn Daud, seorang ahli tata bahasa yang beragama Yahudi.
Mengenai laju perkembangan bahasa Arab tersebut, Alvaro, seorang Kristen dari Cordova mengungkapkan perasaannya bahwa banyak rekan-rekan seagamanya telah membaca puisi dan cerita Arab, atau mempelajari karya-karya Islam dalam bahasa Arab bukan untuk membantah pendapat-pendapat di dalamnya, tetapi untuk belajar bagaimana untuk mengungkapkan perasaan mereka dalam bahasa Arab dengan baik dan fasih. Pemuda-pemuda Kristen hanya mau tahu tata bahasa dan literatur Arab saja yang lebih berseni daripada orang Arab itu sendiri.
Sementara dalam bidang sastra, puisi-puisi Arab berkembang dengan suburnya. Banyak di antara para penguasa Islam Spanyol memiliki penyair-penyair ternama di zamannya. Kota-kota seperti Seville, Cordova, dan Granada merupan kota-kota yang banyak menghimpun para penyair dan sastrawan, di antaranya adalah Ibn Zaidun, seorang penyair utama dari keluarga bangsawan Arab di Cordova, dan penyair wanita al-Walladah yang dicintai sang penyair tersebut. Puisi Arab, sampai taraf tertentu telah membebaskan diri dari ikatan matra yang biasa dan telah mengembangkan bentuk-bentuk matra batu. Puisi Arab, telah mengagumkan rakyat Kristen dan merupakan salah satu faktor yang kuat dalam proses asimilasi. Dari bentuk-bentuk lirik puisi Arab berkembang menjadi bentuk sajak popular Castilla: Villancico (nyanyian-nyanyian gereja) yang banyak digunakan untuk lagu-lagu agama Kristen, termasuk lagu-lagu natal mereka.
Di beberapa wilayah di Andalusia umumnya terdapat penulis-penulis puisi daerah yang cukup terkenal. Misalnya di Granada dikenal nama Hamdinah binti Ziyad, dan Nazin binti Yaqub al-Ansari, dan Basinah binti al-Mutamid ibn Ibad, dari Wadi al-Hijarah dikenal nama Umm al-Ala binti Yusuf dan di Cordova dikenal nama Walladah.

 Informasi Terkini Islam di Eropa Selatan
Pada masa lampau, Spanyol pernah menjadi pusat kekuasaan Islam di Eropa. Di bawah pemerintahan Dinasti Umayyah II, kaum Muslimin berhasil membangun peradaban agung di bumi Hispania. Namun, masa keemasan Islam tersebut harus berakhir saat kaum Nasrani yang dipimpin Raja Ferdinan dan Ratu Isabela memberi dua pilihan sulit kepada umat Islam di Andalusia; tetap tinggal di Spanyol tapi berpindah agama menjadi Nasrani atau pergi meninggalkan negeri itu. Peristiwa yang kemudian hari dikenal dengan istilah Recon quis ta itu menjadi penanda berakhirnya era kejayaan islam di tanah Iberia.
Kini, perlahan-lahan, umat islam Spanyol kembali menunjukkan pertumbuhannya. Fenomena tersebut salah satunya disebabkan oleh terus bertambahnya Muslim imigran dari negara-negara Islam di kawasan Afrika Utara ke spanyol. Kita dapat menyaksikan dua masjid besar berdiri di Ibu kota Spanyol. Dua Masjid itu adalah Madrid Central dan Islamic Cultural and Mosque of Madrid.
Lembaga Persatuan Generasi Islam di Spanyol baru-baru ini merilis hasil kajian demografi penduduk Muslim di negara itu. Dilaporkan bahwa jumlah muslim yang memiliki kewarganegaraan Spanyol prosentasenya meningkat 8,4% di tahun 2015 kemarin. Dari kajian itu diketahui antara sebab meningkatnya jumlah muslim di Spanyol adalah faktor geografis. Dimana wilayah yang banyak muslimnya berdekatan dengan wilayah lain yang masih jarang penganut Islamnya, sehigga dapat memberikan pengaruh. Seperti yang terjadi di Melilla, yang berdekatan dengan wilaah yang cukup banyak penganut Islamnya yaitu: Murcia, Pace Pascoe, Almeria, Alicante, Cadiz, Cuenca, Granada, The Illepi dan Valencia.
Saat ini jumlah penganut agama Islam di Spanyol sebanyak 1.887.906 jiwa, atau mengalami peningkatan sebanyak 29.497 jiwa dibandingkan sebelumnya di tahun 2014.

 Kesimpulan
Setelah memahami perjalanan sejarah Islam di Andalusia, dari mulai masuknya Islam sampai Khalifah terakhir, ada banyak bukti yang menunjukkan bahwa Islam di Andalusia menjelma sebuah peradaban besar di Eropa. Bukti tersebut dicirikan dengan kemajuan-kemajuan di berbagai bidang terutama bidang ilmu pengetahuan, sains dan teknologi, serta seni bangunan yang tersebar di seluruh Eropa.



DAFTAR PUSTAKA

Munir, Samsul Amin. 2016.  Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Amzah.

Syalabi, Ahmad. 1974. Mausuah al-Tarikh al-Islam wa al-Hadarah al-Islamyah, Jilid 4. Kairo: Maktabah al-Nahdah.
Thohir, Ajid. 2009. Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam. Jakarta: Rajawali Pers

Komentar

  1. Masih belajar hehe, semoga bermanfaat :)

    BalasHapus
  2. Fairway online casino【VIP】tournaments & live
    Fairway online casino【VIP】tournaments & live casino; Betting on 메리트 카지노 soccer; Horse racing; Cricket; 1xbet Boxing; Soccer; Golf; Esports; Soccer. 메리트 카지노 쿠폰

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

kemajuan dan kemunduran kerajaan Pajang serta peninggalannya